Sudah berapa yakk..

Minggu, 25 November 2012

landasan organisatoris


BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Kurikulum sebagai sebuah rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat.
Landasan pengembangan kurikulum tidak hanya diperlukan bagi para penyusun kurikulum atau kurikulum tertulis yang sering disebut juga sebagai kurikulum ideal, akan tetapi terutama harus dipahami dan dijadikan dasar pertimbangan oleh para pelaksana kurikulum yaitu para pengawas pendidikan dan para guru serta pihak-pihak lain yang terkait dengan tugas-tugas pengelolaan pendidikan, sebagai bahan untuk dijadikan instrumen dalam melakukan pembinaan terhadap implementasi kurikulum di setiap jenjang pendidikan. Penyusunan dan pengembangan kurikulum tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Dibutuhkan berbagai landasan yang kuat agar mampu dijadikan dasar pijakan dalam melakukan proses penyelenggaraan pendidikan, sehingga dapat memfasilitasi tercapainya sasaran pendidikan dan pembelajaran secara lebih efektif dan efisien.

B.     Rumusan Masalah
Ø  Apa pengertian Landasan Organisatoris?
Ø  Bagaimana Penerapan Landasan Organisatoris?


C.     TUJUAN
Ø Menjelaskan pengertian Landasan Organisatoris
Ø Penerapan landasan Organisatoris dalam pengembangan kurikulum



BAB II
PEMBAHASAN
Dalam pembahasan kali ini, kita akan membahas Landasan Organisatoris.
A.     Pengertian Landasan Organisatoris
Sebelum kita membicarakan tentang Landasan Organisatoris, terlebih dahulu kita memiliki kesatuan pendapat tentang arti Landasan itu sendiri.Dalam buku ajar Teori Belajar dan Pembelajaran, Landasan setidaknya mempunyai makna
Landasan adalah suatu gagasan atau kepercayaan yang menjadi sandaran, sesuatu prinsip yang mendasari, contohnya seperti landasan kepercayaan agama, dasar atau titik tolak.Dengan demikian landasan pengembangan kurikulum dapat diartikan sebagai suatu gagasan, suatu asumsi, atau prinsip yang menjadi sandaran atau titik tolak dalam mengembangkan kurikulum.
Merujuk pada Pengertian di atas, dapat kita simpulkan bahwa Landasan Organisatoris ialah sebagai suatu gagasan, suatu asumsi, atau prinsip yang berkenaan dengan organisasi kurikulum itu  sendiri. Landasan ini juga berkenaan dengan bentuk dan organisasi bahan pelajaran yang disajikan.atau ringkasan singkatnya ialah  landasan organisatoris mengenai bentuk penyajian bahan pelajaran yakni organisasi kurikulum.
Bagaimana bahan pelajaran akan disajikan? Apakah dalam bentuk mata pelajaran yang terpisah-pisah, atau bidang studi seperti yang dilaksanakan di Indonesia, ataukah diusahakan adanya hubungan antara pelajaran yang diberikan dengan menghapuskan segala batas-batas mata pelajaran dalam bentuk kurikulum yang terpadu.
B.     Penerapan Landasan Organisatoris
Landasan pengembangan kurikulum ini memiliki peranan yang sangat penting, sehingga apabila kurikulum diibaratkan sebagai sebuah bangunan gedung yang tidak menggunakan landasan atau fundasi yang kuat, maka ketika diterpa angin atau terjadi goncangan, bangunan gedung tersebut akan mudah rubuh dan rusak.
           
 Demikian pula halnya dengan kurikulum, apabila tidak memiliki dasar pijakan yang kuat, maka kurikulum tersebut akan mudah terombang-ambing dan yang akan dipertaruhkan adalah manusia (peserta didik) yang dihasilkan oleh pendidikan itu sendiri
Dalam pengembangan kurikulum perlu di susun suatu desain yang tepat dan fungsional. Dilihat dari organisasinya ada tiga tipe bentuk kurikulum:
a.       Kurikulum yang berisi sejumlah mata pelajaran yang terpisah-pisah (separated subject curriculum)
1.       Konsep dasar separate subject curriculum
Kurikulum ini merupakan penyajian bahan pelajaran dalam bentuk bidang studi atau mata pelajaran. Isinya ialah pengetahuan yang telah tersusun secara logis dan sistematis dari masing-masing bidang keilmuan. Antarmata merupakan unsur yang terpisah-pisah. Pada dasarnya tak ada pengaitan antarsatu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain.
Pengorganisasian separate - subject curriculum benar – benar disusun berdasarkan orientasi pada mata pelajaran. Kurikulum bentuk terpisah ini sangat menekankan pada pembentukan intelektual dan kurang mengutamakan pembentukan kepribadian anak secara keseluruhan.
Hal ini yang penting dalam pengorganisasian kurikulum ialah pengurutan bahan pelajaran. Pengurutan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga benar – benar terjaga kesinambungan bahan. Harus diperhatikan masalah keterulangan dan keterlewatan bahan pelajaran yang sudah dipelajari siswa dikelas sebelumnya. Penyusunan kurikulum jenis ini disusun oleh tim. Tim ini terdiri atas tokoh dan ahli pendidikan serta para ahli dalam disiplin keilmuan tertentu. Kurikulum ini memang sudad ditetapkan pengalaman – pengalaman  apa saja yang akan ditempuh siswa dalam relajar. Biasanya pelajaran serta bukunya telah disiapkan sebelumnya.

2.       Kelebihan separate – subject curriculum
                              Model separate – subject curriculum ini memiliki kelebihan yaitu :
1)       Bahan pelajaran  tersajikan secara logis dan sistematis.
2)       Organisasi kurikulum sederhana serta mudah direncanakan dan    dilaksanakan.
3)       Kurikulum mudah dinilai.
4)       Memudahkan guru sebagai pelaksana kurikulum.
5)       Kurikulum ini juga dipakai di perguruan tinggi.
6)       Kurikulum ini mudah diubah.

3.      Kelemahan separate – subject curriculum
                              Separate – subject curriculum juga memiliki sejumlah kekurangan yaitu :
1)       Mata pelajaran terpisah – pisah.
2)       Kurang memperhatikan masalah kehidupan sehari – hari.
3)       Cenderung statis dan ketinggalan zaman.
4)       Tujuan kurikulum sangat terbatas.

b.  Kurikulum yang berisi sejumlah mata pelajaran yang sejenis di hubung-hubungkan (Correlated curriculum)

1.Konsep dasar Correlated Subject Curriculum                   
     Correlated Subject Curriculum dikembangkan dengan semangat menata/mengelola keterhubungan antarberbagai mata pelajaran.
Antar fenomena kenyataan kehidupan saling terkait maka tidak mungkin jika kita membicarakan satu mata pelajaran tanpa menyinggung sama sekali mata pelajaran yang lain. Untuk itulah diperlukan suatu bentuk kurikulum yang mampu memberikan pengalaman belajar antara mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya.
    Adanya upaya menata keterhubungan antar mata pelajaran inilah yang kemudian melahirkan bentuk kurikulum yang dikenal dengan Correlated Subject. Didalam Correlated Subject ini kita tidak harus memaksakan adanya hubungan antarmata palajaran.
Upaya untuk menghubungkan antarmata pelajaran dapat dilakukan berbagai cara yaitu:
1)       Menghubuhkan secara insidental pengaitan antarmata pelajaran terjadi karena kasus kebetulan. Misalnya, dua orang guru atau lebih menemukan adanya bahan pelajaran yang dapat dihubungkan.
2)       Menghubungkan secara lebih erat dan terencana pengaitan antarmata pelajaran disebabkan adanya suatu pokok bahasan yang dapat dibahas diberbagai mata pelajaran. Misalnya, masalah etika, moral dan kependudukan dapat dibicarakan pada mata pelajaran PKn, Bahasa Indonesia, IPS, dan Agama dilakukan secara terencana, bukan hanya kebetulan.
3)       Menghubungkan beberapa mata pelajaran dengan menghilangkan batas yang ada penggabungan mata pelajaran ini lazm disebut broard – flieds, yang sebenarnya berarti suatu kesatuan yang tidak terbagi dalam bagian – bagian, namun pada kenyataan dilapangan menunjukan bahwa penggabungan itu masih sebatas pada kumpulan bidang – bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang bahan/materi pelajarannya dikurangi. Oleh karenanya, hal tersebut sebenarnya masih bersifat subject centered (berorientasi pada mata pelajaran), hanya saja telah dimodifikasi dari bentuknya yang tradisional.

2. Kelebihan Corelated Curriculum
      Kelebihan kurikulum ini adalah :
1)       Mendukung keutuhan pengetahuan dan pengalaman belajar murid.
2)       Memungkinkan penerapan hasil belajar yang lebih fungsional.
3)       Meningkatkan minat belajar siswa.
                                                                                
3.kelemahan Corelated Curriculum
1. Tidak memberikan pengetahuan yang sistematis dan mendalam mengenai berbagai mata pelajaran, akibat luasnya ruang lingkup dari mata pelajaran itu.
2. Dalam pelaksanaan banyak guru yang masih mempunyai orientasi pada mata pelajaran atau disiplin ilmu. Mengingat latar belakang pendidikan mereka pada umumnya masih terkotak-kotak pada disiplin, sehingga merasa kesulitan menggunakan pendekatan interdisipliner.
3.  asih ada mata pelajaran meskipun dibenikan dalam bentuk korelasi atau fusi, hal ini cenderung menyebabkan kurangnya minat. Karena mata pelajaran-matapelajaran itu tidak disesuaikan dengan kebutuhan dan masalah kehidupan yang dihadapi sehari-hari.

1.      Kurikulum yang terdiri dari peleburan semua/ hampir semua mata pelajaran (integrated curriculum)

1. Konsep Dasar Integrated Curricullum
        Ciri dari kurikulum ini adalah tiadanya batas atau sekat dalam mata pelajaran. Semua mata pelajaran dilebur menjadi satu dalam bentuk unit. Oleh karena itu, kurikulum ini disebut juga kurikulum unit. Intergrated Curriculum tidak sekedar brerupa keterpaduan bentuk yang melebur berbagai mata pelajaran, melainkan juga aspek tujuan yang akan dicapai dalam belajar.
        Melalui keterpaduan ini diharapkan pula dapat terbentuk keutuhan kepribadian anak didik yang sesuai dengan lingkungan masyarakat sehingga sekolah harus benar – benar mengajarkan sesuai dengan situasi, masalah, dan kebutuhan kehidupan di masyarakat.
        Adapun pemilihan masalah, terdapat dua pendapat yang saling bertentangan yaitu pendapat yang mengutamakan kepentingan masyarakat dan pendapat yang mengutamakan minat dan kebutuhan anak didik. Hal tersebut bukan hambatan, kita masih dapat mengambil jalan tengah yaitu dengan memilih yang masalah yang sesuai dengan minat dan bakat anak namun masalah tersebut memperhatikan kebutuhan sosialnya.
Integrated Curriculum memiliki karakteristik, yaitu :
1)       Merupakan kesatuan utuh bahan pelajaran.
2)       Unit disusun berdasarkan kebutuhan anak didik, yang bersifat pribadi maupun sosial.
3)       Dalam unit, anak dihadapkan pada berbagai situasi yang mengandung permasalahan yang berhubungan dengan kebutuhan sehari – hari yang dikaitkan dengan pelajaran di sekolah.
4)       Unit mempergunakan dorongan – dorongan sewajarnya pada diri anak dengan melandaskan pada teori – teori belajar.
5)       Pelaksanaan unit biasanya memerlukan waktu yang lebih lama dari pada model pelajaran biasa.

2. Kelebihan Integrated Curriculum
1)       Segala hal yang dipelajari dalam unit bertalian erat satu sama lain, bukan sekedar fakta-fakta terpisah.
2)       Sesuai dengan teori baru yang mendasarkan pada pengalaman.
3)       Memungkinkan hubungan yang lebih erat antara sekolah dan masyarakat.
3. Kelemahan Integrated Curriculum
1)       Tidak Mempunyai organisasi yang logis dan sistematis.
2)       Para guru umumnya tidak disiapkan untuk menjalankan kurikulum dalam bentuk unit.
3)       Pelaksanaan kurikulum unit sangat memerlukan waktu, peralatan, sarana, dan prasarana yang cukup.
4)       Tidak memiliki standar hasil belajar yang jelas, sehingga sulit mengukur kemampuan anak secara nasional.
2.      Berikut adalah contoh Konkrit Pelaksanaan penerapannya pada pelajaran di sekolah.
1)       Di SD Semarapura Kauh – Klungkung, mata pelajaran yang didapat sama dengan sekolah dasar yang lain. Berdasarkan organisasi kurikulum, mata pelajaran tersebut dapat di kelompokkan menjadi sebagai berikut :
·         Mata pelajaran Agama, PKn, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Daerah, Matematika, Penjaskes merupakan Separate Subject Curriculum.
·         Mata pelajaran IPA dan IPS merupakan Correlated Subject Curriculum.
·         Mata pelajaran Seni Budaya, Keterampilan (menyanyi, menari, melukis) dan Budi Pekerti merupakan Integrated Subject Curriculum.
2)       Di SMP Negeri 2 Semarapura, mata pelajaran yang didapat sama dengan sekolah – sekolah menengah pertama yang lain. Berdasarkan organisasi kurikulum, mata pelajaran tersebut dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut :
·         Mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Bali, Agama, Bimbingan Konseling, PKn, Matematika, Teknologi Informatika, Pengembangan Diri merupakan Separate Subject curriculum.
·         Mata pelajaran IPA dan IPS merupakan Correlated Subject Curriculum.
·         Mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan kesehatan, Budi pekerti merupakan Integrated Subject curriculum.
3)       Di SMA Negeri 1 Semarapura, mata pelajaran yang didapat sama dengan sekolah – sekolah menengah atas yang lain. Berdasarkan organisasi kurikulum, mata pelajaran tersebut dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut :
·         Mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Bali, Biologi, Fisika, Kimia, Sejarah, Ekonomi, Geografi, Sosiologi, Agama, PKn, Matematika, Teknologi Informatika merupakan Separate Subject Curriculum.
·         Mata pelajaran Pendidikan jasmani dan kesehatan, Budi Pekerti merupakan Integrated Subject Curriculum.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN           :
            Kurikulum yang berupa proses yang statis ataupun dinamis dan kompetensi yang harus dimiliki baik pada tahap kurikulum sebagai ide, rencana, pengalaman Satu hal yang perlu dijadikan dasar dalam pengembangan kurikulum, yaitu bahwa semua keputusan yang dibuat haruslah mempunyai landasan berpijak yang kokoh. Ini dimaksudkan agar kurikulum yang dibuat dapat menuntun murid mencapai tujuan jangka pendek yang dapat dijadikan alat untuk mencapai tujuan pendidikan jangka panjang.
Dilihat dari organisasinya ada tiga tipe bentuk kurikulum:
1.       Kurikulum yang berisi sejumlah mata pelajaran yang terpisah-pisah (separated subject curriculum)
Kurikulum ini terdiri dari mata pelajaran, yang tujuannya adalah peserta didik harus menguasai bahan dan tiap-tiap mata pelajaran yang telah ditentukan secara logis, sistematis, dan mendalam. kurikulum ini menghendaki anak mengambil mata pelajaran yang lebih banyak. Misalnya, ada mata pelajaran Matematika, Fisika, Biologi, Agama, PKn, Sejarah, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan lain sebagainya.

2.       Kurikulum yang berisi sejumlah mata pelajaran yang sejenis di hubung-hubungkan (Correlated curriculum)
            Kurikulum jenis ini mengandung arti bahwa sejumlah mata pelajaran dihubungkan antara satu dengan yang lainnya, sehingga ruang lingkup bahan yang tercakup semakin luas. Sebagai contoh, pada saat anak belajar Agama yang berkaitan dengan kewajiban seorang muslim terhadap tetangga, dapat dikaitkan dengan mata pelajaran PKn

3.       Kurikulum yang terdiri dari peleburan semua/ hampir semua mata pelajaran (integrated curriculum)
            Integrasi diciptakan dengan memusatkan pelajaran pada masalah tertentu yang memerlukan solusinya dengan materi atau bahan dari berbagai disiplin atau mata pelajaran (Abdullah, 2007: 146). Sebagai contoh kunjungan anak TK ke Benteng Otanaha, Pelabuhan Soekarno yang ada di Kelurahan Dembe Kecamatan Kota Barat, (sejarah), akan memberikan kontribusi pada anak
DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar