Sudah berapa yakk..

Senin, 07 November 2011

Belajar berbasis aneka sumber (Bebas)



A.      Pengertian Belajar Berbasis Aneka Sumber (BEBAS)
                                       
Sebelum masuk ke pengertian Belajar berbasis aneka sumber tersebut, ada baiknya kita pahami dahulu pengertian Sumber Belajar itu sendiri.
Menurut AECT, Sumber belajar meliputi semua yang dapat digunakan oleh pelajar baik secara terpisah maupun gabungan. Sumber belajar meliputi Pesan, Orang, Bahan, Peralatan, teknik dan tata tempat.
Sumber belajar dibagi dua, yaitu :
1.    Sumber belajar yang direncanakan, sumber yang secara khusus telah dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk memfasilitasi belajar yang terarah dan bersifat formal.
2.    Sumber belajar karena dimanfaatkan, yaitu sumber-sumber yang tidak secara khusus didesain untuk keperluan pembelajaran, namun dapat ditemukan, diaplikasikan dan digunakan untuk keperluan belajar.
Menurut Seel & Richey (1994) Sumber Belajar adalah manifestasi fisik dari teknologi –perangkat keras, perangkat lunak, dan bahan pembelajaran. Manifestasi fisik teknologi dapat dikategorikan dalam 4 jenis teknologi yaitu :
1.    Teknologi Cetak
Cara untuk memproduksi atau menyampaikan bahan seperti buku-buku dan  bahan visual yang statis, terutama melalui proses percetakan mekanis atau fotografis.
2.    Teknologi Audiovisual
Cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan peralatan mekanis dan elektronis untuk menyampaikan pesan-pesan audio dan visual.
3.    Teknologi Berbasis Komputer
Cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan perangkat yang bersumber pada mikroprosesor.
4.    Teknologi Terpadu
Cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan memadukan beberapa jenis media yang dikendalikan computer.

Belajar Berbasis Aneka Sumber (BEBAS)
BEBAS atau aslinya dikenal dengan istilah Resources-based Learning merupakan salah satu strategi penerapan pradigma konstruktifism. Dalam paradigma pendidikan tradisional, guru dianggap sebagai satu-satunya sumber belajar. Dalam paradigma pendidikan modern, tidak lagi demikian. Siswa dapat belajar dari berbagai sumber lain tidak hanya guru. Apalagi dalam era informasi saat ini, informasi tersedia dimana-mana dalam berbagai bentuk dan jenis mulai dari bentuk cetak, non-cetak, bahkan sumber belajar dari manusia itu sendiri. Siswa atau mahasiswa dari universitas XYZ katakanlah dapat belajar tentang konsep teknologi pendidikan dengan saya yang bukan dosen di universitas tersebut via internet (chatting, email, dll). Masalahnya adalah bagaimana seorang guru atau dosen dapat mengemas aneka sumber belajar itu menjadi suatu bagian yang terintegrasi dari strategi pembelajaran yang dia lakukan. Menantang, dan menuntut kreatifitas dan persiapan yang matang tentunya.
Coba kita lihat salah satu definisinya:
Resource-Based Learning is the instructional strategy where students construct meaning through interaction with a wide range of print, non-print and human resources. (http://www.centralischool.ca/~bestpractice/resource/index.html)
Secara gambalang dikatakan bahwa BEBAS adalah strategi pembelajaran dimana siswa membangun pemahamannya melalui interaksi dengan berbagai sumber belajar baik cetak, non-cetak, maupun orang. Jadi, BEBAS sangat terkait erat dengan pendekatan konstruktifistik, metode belajar peemcahan masalah (problem-based learning, inquiry learning, atau pembelajaran berbasis proyek (project-based learning). BEBAS mendorong siswa meningkatkan literasi informasi, meningkatkan kemampuan berpikir kritis yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dalam era informasi/global saat ini. Disamping itu BEBAS lebih berpusat pada siswa (student-centered learning) yang memungkinkan siswa dapat menemukan dan membangun pengetahuannya sendiri, dimana guru lebih berperan sebagai fasilitator dan manajer pembelajaran.
1). Pengertian Menurut Para Ahli
a. Dorrel (1993, p.xxi-xxii),
mengemukan bahwa belajar berbasis aneka sumber sangat terkait dengan beberapa pengertian dan sistem pembelajaran diantaranya :
1.    Open Leaning” (pendidikan terbuka) adalah prinsip belajar “terbuka” bagi semua orang.dengan kata lain tidak ada prakualifikasi, seperti batas usia, status social-ekonomi, atau harus level tertentu.pebelajar dapat memilih dan memntukan tindakan belajar, serta bebas dari segala interupsi.
2.    Distance Learning” (pendidikan jarak jauh) adalah pengantaran pendidikan atau pelatihan melalui pembelajaran media elektronik.material yang digunakan disini sama dengan “pendidikan terbuka” yaitu berupa kaset audio dengan lembar kerjanya, program computer-based training (CBT), interactive video (IV), dan berbagai buku.
3.    Flexible Learning” (belajar fleksibel) adalah jenis belajar yang dapat menggunakan menggunakan berbagai sumber belajar dalam semua bentuk.
4.    Learning Resources” (sumber belajar) adalah material pembelajaran, termasuk video, buku, kaset audio, CBT, IV, dan paket pembelajaran yang mengkombinasikan lebih dari satu media.
5.    Resource-based” adalah belajar berbasis anaekas sumber yang meliputi Jenis sistem pendidikan seperti pendidikan terbuka, pendidikan jarak jauh, belajar fleksibel yang menggunakan aneka sumber.
b. Wildman dan Burton dalam Schwier (1994),        
      Pada prinsipnya ada tiga hal pokok proses perencanaan kegiatan pembelajaran, yaitu :
1.    Bagaimana pebelajar melakukan kegiatan belajar
2.    Kemungkinan atau kesempatan belajar
3.    Kemauan atau motivasi belajar


B.      Manfaat Belajar Berbasis Aneka Sumber (BEBAS)
Belajar berbasis aneka sumber memberikan berbagai keuntungan / Manfaat, diantaranya adalah :
·         Selama pengumpulan informasi terjadi kegiatan berpikir yang kemudian akan menimbulkan pemahaman yang mendalam dalam belajar (McFarlane, 1992)
·         Mendorong terjadinya pemusatan perhatian terhadap topik sehingga membuat peserta didik menggali lebih banyak informasi dan menghasilkan hasil belajar yang lebih bermutu (kulthan, 1993)
·         Meningkatkan sikap murid dan guru terhadap materi pembelajaran dan prestasi akademik (cuel, 1991)
·         Membuat orang antusias belajar dan terinspirasi untuk berpartisipasi aktif (Wilbert, 1976)
·         Dorrel juga mengutip Pernyataan Alan Mumford (1988) mengenai keuntungan BEBAS ini, yakni:
v  Meningkatkan kemampuan belajar
v  Meningkatakan motivasi belajar
v  Menumbuhkan kesempatan belajar yang baru
v  Mengurangi ketergantungan pada atasan dan guru
v  Melipatgandakan – membatu bawahan
v  Menumbuhkan rasa percaya diri dalam menghadapi tantangan baru
Berdasarkan Pendapat-pendapat diatas, dapat disimpul secara menyeluruh Manfaat / Keuntungan dari BEBAS ialah sebagai berikut :
  • BEBAS mengakomodasi perbedaan individu baik dalam hal gaya belajar, kemampuan, kebutuhan, minat, dan pengetahuan awal mereka. Dengan demikian, siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatannya masing-masing. Sumber belajar dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa.
  • BEBAS mendorong pengembangan kemampuan memecahkan masalah, mengambil keputusan, dan keterampilan mengevaluasi. Jadi, BEBAS memungkinkan siswa menjadi kreatif dan memiliki ide-ide orisinal.
  • Proses pembelajaran dengan metode BEBAS mendorong siswa untuk bisa bertanggung jawab teradap belajarnya sendiri. Jadi, dapat melatih kemandirian belajar sehingga pembelajaran dapat menjadi lebih bermakna, lebih tertanam dalam pada dirinya karena ia sendiri secara pribadi yang menemukan dan membangun pemahaman.
  • BEBAS menyediakan peluang kepada siswa untuk menjadi pengguna teknologi informasi dan komunikasi yang efektif. Dengan demikian dapat membangun masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society). Ia akan mampu bagaimana menemukan, dan memilih informas yang tepat, menggunakan informasi tersebut, mengolah dan menciptakan pengetahuan baru berdasarkan informasi tersebut serta menyebarluaskan atau menyajikan kembali informasi tersebut kepada orang lain.
  • Terakhir. Dengan BEBAS, siswa akan belajar bagaimana belajar. Sekali ia melek informasi, ia akan mengembangkan sikap positif dan keterampilan yang sangat berguna bagi dirinya dalam era informasi yang sedang dan akan dihadapinya kelak. Jadi, pada akhirnya BEBAS dapat membekali keterampilan hidup bagi siswa.
Disamping kelebihan atau manfaat tersebut tidak ada kelemahan kecuali menuntut kreatifitas, kemauan yang keras dan persiapan yang matang dari guru.

C.  Cara Belajar Berbasis Aneka Sumber (BEBAS)

Beberapa cara yang dapat digunakan bila metode belajar terbuka, Belajar jarak jauh, atau belajar fleksibel diterapkan dengan menggunakan sumber belajar.beberapa cara tersebut diantaranya ialah:
1.    Pre Course Study
Berkaitan dengan kemampuan peserta didik untu menggunakan sumber belajar sebelum mengikuti pelatihan, yang dapat didesain untuk memperhitungkan kemampuan dasar yang harus dimiliki
2.    Post – course revision and refresher
Sumber belajar dapat digunakan berulang kali oleh mereka yang ingin memperdalam bahan pembelajaran bagi dirinya sendiri.
3.    Replacement of training courses
Pada kasus tertentu ada paket bahan belajar yang dapat menggantikan kebutuhan pelatih untuk materi tertentu.hal ini tidak dapat diterapkan untuk materi seprti keterampilan presentasi dan wawancara dimana kegiatan praktek dibutuhkan.
4.    Supplement to course work
Gagasan yang muncul adalah bila pembelajaran dilakukan dirumah mennggunakan paket pembelajaran terbuka yang seringkali membutuhkan sumber-sumber belajar pelengkap lainnya.
5.    Creating of new modular courses
Bersama dengan organisasi pelanggan, menyediakan bahan-bahan belajar yang sifatnya unik untuk kebutuhan organisasi dalam bentuk sumber belajar seperti bahan cetak, video, audio, dll.
6.    Initiation of individual effort
Bila sumber-sumber belajar disediakan dalam suatu organisasi dan bila diciptakan budaya dan suasana yang benar, seseorang akan menggunakan kesempatan belajar tersebut tanpa dorongan dari orang lain.


D.        Implementasi Belajar Berbasis Aneka Sumber (BEBAS)

Dalam era kontemporer, orang tidak bisa menghindari kenyataan bahwa perkembangan teknologi semakin terasa dampaknya dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk bidang pendidikan.Bagaimana teknologi dapat berperan dalam pendidikan sehingga memberikan peluang bagi pebelajar untuk memanfaatkannya sebagai sumber belajar, perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu :
1.    Proses Pendidikan berpusat pada Siswa / Mahasiswa
Pada dasarnya siswa memiliki dua segi mental, yang satu bersal dari kepala (head) yang cirinya kognitif seperti IQ, dan lainnya beraasal dari sanubari (heart) yaitu dimensi emosional (segi afektif).dalam pendekatannya ini dosen/guru sebagai pembimbing, melatih, memotivasi, memfasilitasi agar siswa/mahasiswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran.mahasiswa/ siswa bekerja secara individual atau kelompok dalam memecahakn masalah, berkomunikasi dan berbagi informasi.
2.    Perananan Institusi Pendidikan “Elektronik”
Ialah infrastruktur jaringan multimedia internal yang memperbolehkan institusi lain untuk mengakses, menciptakan, dan member pelayanan multimedia pendidikan dalam aneka macam format dan aneka macam cara.konfigurasi teknis sebuah institusi pendidikan “elektronik” memiliki fungsi produksi, broker, dan manajemen berbagai input yang berupa audio, program, maupun video.
3.    Prinsip Pedagogi dan Desain Penilaian Antar Budaya
   Sumber pembelajaran utama diseluruh dunia berada dalam arena pendidikan tanpa batas yang dapat dipenuhi melalui world wide web, yang mempunyai kapasitas mencapai pemirsa yang luas, bila dimanfaatkan sebagai sumber belajar perlu memperhatikan prinsip pedagogi.tujuan pembelajaran online adalah menjamin bahwa pedagogi dan kurikulum bersifat fleksibel, dapat menyesuaikan diri dan relevan bagi siswa dari berbagai latar belakang, sehingga aspek pedagogi bersifat mendukung kebutuhan antarbudaya


KNOWLADGE SOSIETY


KNOWLADGE SOSIETY (MASYARAKAT BERPENGETAHUAN)

A. PENDAHULUAN
Memasuki abad milenium saat ini yang ditandai dengan kemajuan teknologi dan informasi telah memberikan dampak global terhadap kehidupan umat manusia dimuka bumi ini. Dalam perjalanan umat manusia pada dasarnya tidak terlepas dari peran teknologi dalam rangka membantu manusia dalam menghadapi berbagai tantangan zaman yang dinamis.
Menurut Muhammad Nuh, memberikan gambaran bahwa jika dilihat dari pendekatan antropologis perjalanan umat manusia terdiri atas beberapa era. Setiap era memiliki ikon teknologi, yaitu suatu teknologi yang bersifat generik yang dibutuhkan oleh setiap sektor kehidupan dan mampu menjadi penggerak dari sektor kehidupan itu. Masyarakatnya pun memiliki sebutan tersendiri, mulai dari masyarakat nomadik, pertanian, perdagangan, industri, dan masyarakat berpengetahuan, yang dimulai akhir abad 20 awal abad 21.
Dalam perjalanannya telah dibuktikan, bangsa yang maju ditandai dengan penguasaan terhadap ikon teknologi pada zaman itu. Pada masyarakat berpengetahuan, Information Tecnology and Comunication (ICT) menjadi suatu keharusan. Dalam bidang teknologi, Global Information Technology Rank 2008 yang dilansir baru-baru ini oleh World Economic Forum, derajat penguasaan teknologi informasi di Indonesia tergolong rendah. Indonesia berada di peringkat ke-76. Peringkat tersebut masih kalah jika dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnnya seperti Singapura (5), Malaysia (26), Thailand (40), dan Vietnam (73). Rendahnya tingkat penguasaan teknologi berdampak pada lemahnya daya saing ekonomi Indonesia. Masih mengacu pada data World Economic Forum, daya saing ekonomi Indonesia –yang dicirikan melalui indikator pertumbuhan, institusi publik, dan teknologi– masih di bawah rata-rata. Indonesia masih bercokol di peringkat ke-54, jauh di bawah negeri jiran, Malaysia dan Thailand.
Dalam rangka membangun masyarakat yang berpengetahuan (Knowladge Sosiety) keterbukaan akan akses informasi merupakan suatu hal yang mutlak dilakukan oleh masyarakat. Menurut Susilo Bambang Yudhoyono dalam melalui pidatonya dalam pertemuan Konfrensi Teknologi Informasi dan Komunikasi Untuk Indonesia (ICT for Indonesia) mengatakan bahwa masyarakat berpengetahuan merupakan implikasi dari masuknya era informasi setelah sebelumnya melalui era pertanian dan industri. Masyarakat informasi dan berbasis pengetahuan merupakan masyarakat yang menyadari kegunaan dan manfaat informasi. Masyarakat demikian memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk mengakses dan memanfaatkan informasi serta menjadikan informasi sebagai nilai tambah dalam peningkatan kualitas kehidupan.
Menurut Drucker (1994), knowledge society adalah sebuah masyarakat dari berbagai organisasi dimana secara praktis setiap tugas tunggal akan dilakukan dalam dan melalui sebuah organisasi. Lebih lanjut Drucker menjelaskan Ciri-ciri masyarakat berpengetahuan adalah:
  • Mempunyai kemampuan akademik
  • Berpikir kritis
  • Berorientasi kepada pemecahan masalah
  • Mempunyai kemampuan untuk belajar meninggalkan pemikiran yang lama-lama dan belajar lagi untuk hal-hal yang baru
  • Mempunyai keterampilan pengembangan individu dan sosial (termasuk kepercayaan diri, motivasi, komitmen terhadap nilai-nilai moral dan etika, pengertian secara luas akan masyarakat dan dunia).
Jadi secara konseptual, masyarakat berpengetahuan adalah suatu kelompok masyarakat dimana anggota masyarakatnya ikut berpartisipasi dalam proses pembangunan dengan menguasai keterampilan dasar yang diperlukan dan mempunyai akses informasi. Dari pengertian tentang masyarakat berpengetahuan tersebut dapat dipahami bahwa, ada beberapa hal penting yang mencirikan masyarakat berpengetahuan yaitu, 1) keterbukaan masyarakat terhadap akses informasi, 2) mengembangkan keterampilan dasar, dan 3) adanya partisipasi masyarakat. Keterbukaan masyarakat terhadap akses informasi memberikan modal awal bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi yang sebanyak-banyaknya. Dengan begitu, masyarakat tidak akan ketinggalan informasi dari kemjuan global yang terus berkembang. Keterampilan dasar (Skill) merupakan kompetensi pokok yang mesti terus ditingkatkan pada segenap masyarakat, mulai dari sejak usia dini bahkan sampai dewasa sekalipun. Dengan kemampuan dasar ini memungkinkan bagi masyarakat untuk dapat mengembangkan diri dan berkompetisi dalam persaingan global. Adanya partisipasi masyarakat akan memberikan penguatan pada suatu bangsa dalam membangun masyarakat berpengetahuan. Keikutsertaan masyarakat inilah yang nantinya akan memberikan dorongan internal individu untuk terus memberikan kontribusi dalam membangun masyarakat berpengetahuan.
B. PEMBAHASAN
1. Isu-Isu Dalam Membangun Masyarakat Berpengetahuan
Salah satu indikator dari maju dan berkembangnya suatu bangsa dapat dilihat dari sejauh mana pertumbuhan ekonomi suatu bangsa tersebut dapat memberikan kesejahteraan kepada masyarakatnya. Negara yang kuat secara ekonomi, tentunya akan memberikan dampak positif terhadap kualitas rakyatnya. Dan sebaliknya, jika pertumbuhan ekonomi suatu bangsa rendah akan memberikan dampak negatif terhadap raknyatnya. Dalam hal ini, kemiskinan menjadi salah satu implikasi dari rendahnya pertumbuhan suatu negara. Meningkatnya angka kemiskinan suatu negara ternyata menimbulkan masalah baru, yaitu rendahnya mutu sumber daya manusia (SDM) dikarenakan banyak dari rakyatnya yang kekurangan gizi dan tidak dapat menikmati pendidikan yang layak.
a) Pemberdayaan Masyarakat
Terkait dengan upaya dalam membangun SDM masyarakat dalam rangka menghadapi era globalisasi ini setidaknya kita sedikit lega karena adanya konsesus global dengan berkomitmen terhadap pembangunan SDM tiap negara yang berkualitas. Dalam hal ini Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui Tujuan Pembangunan Milenium (Meillenium Development Goals, MDGs) berikrar bahwa pada tahun 2015 akan :
1.      Memberantas kemiskinan dan kelaparan
2.      Mewujudkan pendidikan dasar bagi semua
3.      Mendorong kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan
4.      Mengurangi tingkat kematian anak
5.      Meningkatkan kesehatan ibu
6.      Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lain
7.      Menjamin kelestarian lingkungan
8.      Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.
Jika melihat salah satu rumusan dalam MGDs tersebut setidaknya ada dua pilar yang menjadi perhatian utama dalam membangun masyarakat berpengetahuan, yaitu 1) pertumbuhan ekonomi, dan 2) akses pendidikan. Dan jika kedua pilar ini diwujudkan, maka upaya pembangunan masyarakat (SDM) yang berkualitas pun akan tercapai. Konsep belajar sepanjang hayat juga dapat terus dibangun untuk memberikan stimulus untuk terus berkomitmen dalam meningkatkan kemampuan diri. Selain itu, pemberdayaan masyarakat juga penting untuk terus diupayakan untuk membantu masyarakat mengembangkan dirinya. Pengembangan masyarakat dapat diartikan sebagai usaha yang memungkinkan orang dapat meningkatkan kualitas hidupnya serta mampu memperbesar pengaruhnya terhadap proses-proses yang mempengaruhi kehidupannya.
b) Pemanfaatan ICT
Selain itu juga untuk mewujudkan masyarakat yang berpengetahuan, terlebih dalam konteks era digital saat ini pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi punya peran penting. Sekjen PBB Koffi Anan mengatakan bahwa, ICT sangat potensial untuk membangun bangsa yang maju. Dengan menggunakan ICT, dapat meminimalkan resiko dalam membangun bangsa. Dalam blog Padepokan Musa As Sy’arie menjelaskan bahwa beberapa studi melihat pesatnya perkembangan ICT berdampak posisitif bagi pertumbuhan ekonomi media, dan juga demokrasi, termasuk di negara-negara berkembang. Akan tetapi ada juga studi yang melihat fenomena pesatnya ICT lebih banyak merugikan, karena lebih mempertegas kesenjangan sosial, dan bahkan memapankan struktur yang sudah ada dan bersifat tidak adil.
Pesatnya kemajuan teknologi informasi ternyata tidak hanya membawa dampak positif bagi masyarakat, tapi juga dapat menjadi ancaman tersendiri suatu bangsa. Walaupun demikian, dampak negatif yang akan mengancam suatu bangsa sebenarnya dapat diminimalisir dengan memberikan kesadaran etika dalam memanfaatkan ICT kepada setiap rakyatnya.  Dengan memanfaatkan ICT setidaknya masyarakat dapat terus memperbaharui informasi dan ilmu pengetahuan yang setiap saat bisa berubah. Hadirnya ICT dengan dampaknya harusnya membuat kita dapat lebih bijak dalam memanfaatkannya. Walaupun biaya yang dikeluarkan dalam menggunakan ICT relatif tinggi, tapi dimungkinkan akan memberikan kerugian yang tidak sebanding pula jika tidak menggunakan ICT.
2. Strategi Dalam Membangun Masyarakat Berpengetahuan
Untuk membangun masyarakat yang berpengetahuan diperlukan proses yang berkelanjutan dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Dan yang jadi pertanyaannya adalah bagaimana kita membangun masyarakat yang berpengetahuan secara efektif dan efesien. Efektif dalam artian bahwa konsep masyarakat yang berpengetahuan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat itu sendiri dan juga bagi kemajuan suatu bangsa. Dan efesien dalam artian bahwa biaya yang dikeluarkan sidikit tetapi mempunyai nilai manfaat yang besar. Oleh karenanya diperlukan konsep dan strategi didalam mencapainya. Ada beberapa strategi yang dapat ditenmpuh dalam rangka menciptakan masyarakat yang berpengetahuan diantaranya; Kerangka kebijakan dan aturan, akses, partisipasi masyarakat, dan keterampilan dasar.
a) Kerangka Kebijakan dan Aturan
Kerangka kebijakan dan aturan disini memungkinkan adanya dukungan dari pemrintah mulai dari tingkat pusat sampai pada tingkat daerah. Dalam hal ini pemerintah merumuskan beberapa kebijakan dan atruran dalam menciptakan masyarakat berpengetahuan dapat berupa peraturan presiden/keputusan presiden atau untuk ditingkat daerah melalui peraturan daerah. Dukungan dan komitmen dari pemerintah ini penting karena menyangkut khalayak ramai, dan pada dasarnya memang menjadi tanggung jawab pemerintah dalam memberikan layanan informsi kepada rakyatnya.
Seperti yang telah dilakukan oleh Malaysia di tahun 1991 Mahathir Mohamad mengemukakan visinya agar Malaysia menjadi satu negara maju dalam 29 tahun ke depan. Vision 2020, begitu disebutnya, merupakan agenda nasional pembangunan jangka panjang untuk memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Malaysia. Tantangan terbesar yang harus dihadapi Malaysia untuk dapat menggapai mimpi kesuksesan di 2020 adalah perubahan masyarakat yang secara dramatis dari masyarakat agraris ke masyarakat informasi. Strategi baru yang dijalankan Malaysia adalah meletakkan landasan menghadapi era digital itu dengan mengkreasikan Multimedia Super Corridor. Visi MSC adalah mengkreasikan lingkungan multimedia yang ideal untuk berbisnis yang dapat mentransformasikan dan mengantarkan negara jiran tersebut menuju masyarakat berpengetahuan di tahun 2020.
Dalam hal komitmen dari pemerintah. Seperti yang dicontohkan Australia. Pemerintah di sana, sejak  sejak Desember 1997, berkomitmen untuk mengembangkan layanan pemerintahan secara elektronik. Targetnya, semua layanan pemerintahan yang penting akan online pada Desember 2001. Berkat komitmen pemerintah yang kuat, target tersebut tercapai. Sehingga, target dilanjutkan, yaitu meningkatkan jenis layanan online dengan berfokus pada transaksi yang interaktif antara pemerintah, publik dan sektor bisnis. Di tahun 2002, apa yang dilakukan Australia, mendapat pengakuan. Menurut laporan United Nations on E-Government, Australia dinilai berhasil memimpin di wilayah Asia Pasifik dalam transisi menuju layanan pemerintahan secara elektronik. Secara global, Australia mendapat posisi di nomor dua, di bawah Amerika Serikat.
Melihat keberhasilan dari beberapa negara maju dalam menggunakan ICT sebagai indikator pembangunan negara harusnya menjadi contoh bagi negara-negara lainnya untuk berkomitmen mendukung pemanfaatan ICT, terutama pada pemerintah. Selain itu, menjalin kemitraan juga penting dilakukan oleh pemerintah. Misalnya, membuat MoU dengan negara-negara berkembang seperti Amerika yang penerapan ICT nya sudah mapan dan juga negara-negara lain.
b) Akses
Membangun masyarakat berpengetahuan tidak cukup dengan hanya dengan merumuskan konsep-konsep, akan tetapi bagaimana konsep-konsep tersebut dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat. Ciri dari masyarakat berpengetahuan adalah mudahnya mengakses informasi dimanapun mereka berada. Hal ini tentunya terkait dengan persoalan infrastruktur jaringan informasi yang nantinya akan dibangun. Ada beberapa akses informasi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat diantaranya;
•      Perpustakaan (Umum / Universitas / Sekolah)
Dalam konteks pembangunan msyarakat berpengetahuan, perpustakaan merupakan komponen penting dalam mencari berbagai informasi dan ilmu pengetahuan. Menurut Janti G. Sujana salah satu kunci membangun masyarakat berpengetahuan adalah dengan perpustakaan. Salah satu bentuk kongkrit dari peran perpustakaan bisa dibuat program perpustakaan keliling untuk melayani masyarakat. Dan ini mesti ada di setiap daerah, baik di kota maupun pedesaan.
•      Cyber kafe
Mengkases informasi dalam konteks masyarakat berpengetahuan seharusnya dapat dilakukan dimana dan kapanpun berada. Dengan sifatnya yang fleksibel ini akan memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi masyarakat dalam mencari sumber informasi. Salah satu tempat yang nyaman dan santai dalam mengaskes informasi adalah cyber cafe. Cyber cafe merupakan konsep dimana para pengunjung cafe tidak hanya menikmati makanan yang ditawarkan, tetapi dapat juga leluasa mengakses informasi yang biasanya terhubungkan oleh jaringan internet.
•      Telecentres (pelayanan komunikasi dan informasi masyarakat)
Konsep telecentre dalam hal ini merupakan tempat dimana masyarakat dapat memperoleh bermacam-macam pelayanan komunikasi dimana bgian utama dari tujuan operator memberikan manfaat bagi masyarakat.
•      Media masa, khususnya radio
Menurut Rahim (2004), cara yang paling efektif dari segi biaya dalam mencapai komunikasi yang meresap sampai ke akar rumput dan tersebar luas adalah melalui media massa, dan terutama radio. Media tersebut sejauh ini yang paling meresap jangkauannya. Rakyat yang hidup di daerah pedesaan dalam banyak negara di Asia, Afrika, Amerika Latin dan Karibia, sangat tergantung pada radio yang menghubungkan mereka dengan dunia yang lebih besar “di sebelah luar.” Oleh karena itu, media massa, dan stasiun radio khususnya, perlu berubah dari alur komersil dan sangat fokus pada rakyat pedesaan begitu juga dengan kelompok-kelompok terpinggirkan lainnya. Tujuan utamanya adalah menciptakan apa yang diistilahkan “pluralisme media,” yang merefleksikan kebutuhan dari semua anggota masyarakat, dan terutama mereka yang suaranya sampai sekarang telah diabaikan.
Selain itu, untuk memberikan akses layanan informasi yang optimal bagi masyarakat perlu dibangun infrastruktur yang memadai. Untuk mengakses internet, kita banyak tergantung dari infrastruktur jaringan telekomunikasi yang tersedia. Pada awal perkembangannya teknologi internet, pengakses internet membutuhkan kabel telepon rumah untuk menghubungi penyedia jasa internet. Namun perkembangan pemasangan kabel telepon ini sangat lambat karena biaya menggelar kabel telepon yang mahal.  Kini teknologi telekomunikasi sudah lebih maju menggunakan teknologi seluler.  Tidak lagi menggunakan kabel telepon ke rumah-rumah tetapi menggunakan frekuensi radio.  Lebih murah dan sangat fleksibel karena pengguna telepon bisa berada di mana saja.
Dalam hal konektivitas dan infrastuktur ada tiga tantangan, yaitu ketersediaan akses yang mengarah ke broadband, tarif yang terjangkau bagi masyarakat serta layanan yang berkualitas bagi semua. Dalam hal lingkungan bisnis, perlu dikedepankan pemanfaatan e-commerce, e-government, e-healt maupun e-education.
c) Partisipasi
Dalam konteks pembangunan suatu bangsa tentunya partisipasi masyarakatnya menjadi prioritas paling utama. Karena masyarakatlah yang nantinya akan menjalankan program-program yang telah dicanangkan oleh pemerintah. Dalam hal ini, masyarakat tidak hanya ikut berpartisipasi saja, melainkan ikut membantu menyadarkan pemahaman masyarakat lain akan pentingnya membangun masyarakat berpengetahuan. Ini dapat dilakukan dengan memberdayakan tokoh masyarakat untuk terus berinteraksi dan membentuk kelompok – kelompok belajar.
d) Keterampilan Dasar (Skill)
Untuk membangun masyarakat berpengetahuan tentunya masyarakat minimal harus memiliki kemampuan dasar, paling tidak tingkat pendidikan masyaakat sampai pada tingkat pendidikan menengah. Pendidikan dalam hal ini menjadi isu sentral dalam menciptakan SDM yang punya keterampilan memadai. Terkait dengan upaya peningkatan SDM dapat dilakukan dengan bersinergi terhadap beberapa pihak dengan :
o  Pemerintah dan perguruan tinggi harus segera menseleksi semua program studi yang sudah termasuk kategori titik jenuh pasar. Sebaliknya membuka program-program kejuruan yang berorientasi pada pengetahuan, sikap, dan ketrampilan sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.
o   Pembelajaran hendaknya berorientasi pada kecerdasan intelektual, emosional, sosial, dan spiritual yang tak terpisahkan dari pengembangan kurikulum berbasis soft skills dan kurikulum berbasis kompetensi; baik lewat jalur pendidikan informal, nonformal dan formal; yang didukung dengan mutu dan kesejahteraan guru dan dosen yang berkualitas tinggi.
o   Pengembangan kemampuan daya saing dengan cara meningkatkan motivasi pembangunan dan peningkatan kesadaran dan asupan gizi untuk membentuk keluarga sehat yang ujungnya peningkatan  kesejahteraan bangsa.
  • Program festival lomba karya ilmiah dan karya inovatif dari siswa tingkat sekolah dasar sampai mahasiswa perguruan tinggi harus menjadi agenda tetap dan berkelanjutan dari depdiknas dan sekolah atau perguruan tinggi masing-masing.
Terkait dengan sosial dan budaya, sumberdaya manusia Indonesia perlu mendapat literasi mengenai pemanfaatan TIK dan menggunakannya secara cerdas. Sulit rasanya bicara ICT, jika edukasi masyarakat dan pengetahuan mengenai internet tidak cukup baik. Adopsi masyarakat dan sektor bisnis terhadap pemanfaatan TIK juga perlu dikedepankan sebab hal itu merupakan ukuran kesuksesan implementasi dari saluran digital untuk masyarakat dan kalangan bisnis. Yang saat ini belum tergarap secara maksimal adalah membuat dan mengembangkan konten lokal yang mencerdaskan, menarik dan memberikan nilai tambah bagi masyarakat.
Semoga bermanfaat kawan..\(^o^)/

BLOG

Pengertian Blog


Blog merupakan singkatan dari web-log adalah bentuk aplikasi web yang menyerupai tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting) pada sebuah halaman web umum. Tulisan-tulisan ini seringkali dimuat dalam urutan terbalik (isi terbaru dahulu baru kemudian diikuti isi yang lebih lama), meskipun tidak selamanya demikian. Situs web seperti ini biasanya dapat diakses oleh semua pengguna Internet sesuai dengan topik dan tujuan dari si pengguna blog tersebut.
                                           
Blog awalnya hanya berupa situs pribadi yang memuat kumpulan link situs favorit pemiliknya dan cenderung hanya sebagai tempat diary online saja. Namun seiring popularitas dan daya tariknya kini blog sudah berkembang menjadi suatu sumber berita atau informasi alternatif. Hal ini dikarenakan kemudahan pembuatannya yang WYSWYG (what you see is what you get) yang berarti kita akan mendapatkan sesuatu dari apa yang kita lihat, tanpa perlu bahasa pemrograman yang rumit. Kemudahan layanan bantuan pembuatan dan variasi halaman blog termasuk penyebarannya melalui jasa social networking membuat blog semakin populer.
Blog mempunyai fungsi yang sangat beragam,yaitu :
1.      Catatan harian, berisi catatan pribadi atau pengalaman-pengalaman seseorang yang kemudian dituangkan kedalam tulisan diblog. Contohnya, Didikhanan’s blog.
2.      Media publikasi dalam sebuah kampanye politik, digunakan untuk mempromosikan kepentingan suatu instansi atau partai. Contohnya blog kampanye Obama.
3.      Program-program media dan perusahaan-perusahaan, digunakan untuk mempromosikan produk-produk dari suatu perusahaan. Contohnya ebsoft.web.id , blog yang isinya promosi produk software komputer.
4.      Media pembelajaran, dimanfaatkan baik oleh pendidik, maupun peserta didik dalam belajar dan pembelajaran. Contonya fisikarudy.com. Berisi materi-materi fisika.

Saat ini blog tidak hanya di pakai oleh para siswa tingkat SMP,SMA maupun mahasiswa.Para guru juga tidak ketinggalan dalam membuat blog, hal ini dimungkinkan karena jasa pelatihan atau pengenalan blog pada berbagai kesempatan pelatihan IT atau internet pada guru. Para guru di Indonesia termasuk guru madrasah seharusnya dapat memaksimalkan penggunaan blog sebagai media alternatif penyampaian pengetahuan dan media pembelajaran online, untuk mengatasi masalah kurangnya jam pembelajaran konvensional di kelas. Bahkan konten materi blog yang bagus, informatif, inspiratif dan kaya sumber referensi serta bersifat tidak tertutup tersebut, tidak mustahil dapat diakses siapapun (bukan hanya diakses siswa dari sekolah tempat guru tersebut) dan itu artinya memungkinkan siapapun dapat berkontribusi positif serta memperkaya bahan pembelajaran, tidak hanya bagi siswa melainkan juga bagi guru itu sendiri. Dan itu sekaligus dapat menyebabkan nama blog dan pemilik blognya akan lebih dikenal luas di internet.

Jenis-Jenis Blog

1.      Blog politik: Tentang berita, politik, aktivis, dan semua persoalan berbasis blog (Seperti kampanye).
2.      Blog pribadi: Disebut juga buku harian online yang berisikan tentang pengalaman keseharian seseorang, keluhan, puisi atau syair, gagasan jahat, dan perbincangan teman.
3.      Blog bertopik: Blog yang membahas tentang sesuatu, dan fokus pada bahasan tertentu.
4.      Blog kesehatan: Lebih spesifik tentang kesehatan. Blog kesehatan kebanyakan berisi tentang keluhan pasien, berita kesehatan terbaru, keterangan-ketarangan tentang kesehatan, dll.
5.      Blog sastra: Lebih dikenal sebagai litblog (Literary blog).
6.      Blog perjalanan: Fokus pada bahasan cerita perjalanan yang menceritakan keterangan-keterangan tentang perjalanan/traveling.
7.      Blog riset: Persoalan tentang akademis seperti berita riset terbaru.
8.      Blog hukum: Persoalan tentang hukum atau urusan hukum; disebut juga dengan blawgs (Blog Laws).
9.      Blog media: Berfokus pada bahasan kebohongan atau ketidakkonsistensi media massa, biasanya hanya untuk koran atau jaringan televisi.
10.   Blog agama: Membahas tentang agama.
11.   Blog pendidikan: Biasanya ditulis oleh pelajar atau guru.
12.   Blog kebersamaan: Topik lebih spesifik ditulis oleh kelompok tertentu.
13.   Blog petunjuk (directory): Berisi ratusan link halaman website.
14.   Blog bisnis: Digunakan oleh pegawai atau wirausahawan untuk kegiatan promosi bisnis mereka.
15.   Blog pengganggu (spam): Digunakan untuk promosi bisnis affiliate; juga dikenal sebagai splogs (Spam Blog)


Metode-metode pemanfaatan blog sebagai media pembelajaran

Pemanfaatkan blog dalam pembelajaran berarti menggunakan blog untuk kepentingan belajar dan pembelajaran. Beberapa metode pemanfaatan blog sebagai media pembelajaran antara lain :

1.      Metode 1, yaitu blog guru sebagai pusat pembelajaran. Guru dapat menuliskan materi belajar, tugas, maupun bahan diskusi di blognya, kemudian para muridnya bisa berdiskusi dan belajar bersama-sama di blog gurunya tersebut.
2.      Metode 2, yaitu blog guru dan murid yang saling berinteraksi. Guru, yang harus memiliki blog, mengharuskan murid memiliki blog-nya masing-masing, sebagai sarana mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh gurunya. Metode ini bisa memacu iklim kompetisi antar siswa, karena tentu saja para siswa ingin blognya menjadi yang terbaik.
3.      Metode 3, yaitu komunitas blogger pemelajar. Ada sebuah blog sebagai pusat pembelajaran (blog dengan beberapa participant), dengan guru-guru dan siswa dari berbagai sekolah bisa tergabung dalam komunitas blogger pemelajar tersebut.

Beberapa blog guru  yang telah menerapkan blog sebagai media pembelajaran :
2.      http://fisikarudy.com/
3.      http://history1978.wordpress.com/
4.      http://andimanwno.wordpress.com/

Oleh karena itu jika ditinjau dari penyampaian informasi dan untuk menggerakkan afeksi (motivasi untuk belajar), blog dapat dianggap sebagai suatu media pembelajaran, sumber belajar dan sumber informasi riset yang murah dibandingkan dengan media lain. Dengan menggunakan blog para guru dapat memberikan bahan pengajaran, memberikan alternatif cara mengakses sumber-sumber informasi lain secara tanpa batas dan menawarkan sumber pengayaan bahan dari beragam informasi yang sedang berkembang secara cepat setiap harinya. Blog juga sekaligus berfungsi sebagai media interaksi dan berdiskusi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, guru dengan guru lain, siswa dengan siswa lain dan seterusnya.

Metode Blog dan Contohnya


Hallo sahabat pelajar, maupun para pengajar yang ada di seantero Indonesia, belajar adalah suatu aktifitas untuk dapat mengetahui apapun yang ingin kita ketahui. Belajar tentunya memerlukan media dan sumber baik berupa buku ataupun seorang guru yang membagi ilmunya kepada kita, selain itu akhir-akhir ini sedang  marak-maraknya penggunaan internet yang sebagian besar digunakan oleh para pelajar seperti jejaring sosial maupun blog, nah blog sebenarnya dapat kita jadikan sebagai salah satu alternatif media pembelajaran, ataupun media untuk memberikan pelajaran atau berbagi ilmu lho.

Pemanfaatan blog sebagai media belajar dan mengajar sedang bertumbuh secara pesat karena rata-rata penggunaan internet di Indonesia adalah para remaja serta pelajar, oleh karena itu media online seperti blog dirasa tepat sebagai media belajar maupun mengajar. Dalam memanfaatan penggunaan blog sebagai media pembelajaran juga menggunakan metode seperti yang kami kutip di situs ayongeblog.com dibawah ini :

Metode 1, yaitu blog guru sebagai pusat pembelajaran. Guru dapat menuliskan materi belajar, tugas, maupun bahan diskusi di blognya, kemudian para muridnya bisa berdiskusi dan belajar bersama-sama di blog gurunya tersebut. Contoh dari guru yang telah menggunakan metode ini adalah Bapak Syafii Muhammad, Guru TIK SMPN 5 Balikpapan (gurusmp5.wordpress.com).
Metode 2, yaitu blog guru dan murid yang saling berinteraksi. Guru, yang harus memiliki blog, mengharuskan murid memiliki blog-nya masing-masing, sebagai sarana mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh gurunya. Metode ini bisa memacu iklim kompetisi antar siswa, karena tentu saja para siswa ingin blognya menjadi yang terbaik. Contoh dari guru yang telah menggunakan metode ini adalah kang Awan Sundiawan, Guru Bahasa Indonesia SMA Kosgoro Kuningan Jawa Barat (awan965.wordpress.com).
Terakhir, Metode 3, yaitu komunitas blogger pembelajar. Ada sebuah blog sebagai pusat pembelajaran (bisa berupa blog aggregator atau blog dengan beberapa kontributor), dengan guru-guru dan siswa dari berbagai sekolah bisa tergabung dalam komunitas blogger pembelajar tersebut. Sebuah blog yang agak mirip dengan konsep ini tapi belum dimanfaatkan sebagi media pembelajaran bagi para muridnya adalah blog pengajar.web.id.
Oleh karena itu blog ini hadir ditengah-tengah maraknya penggunaan internet di Indonesia sebagai media yang membantu para pelajar yang suka online sekaligus selalu ingin belajar, serta para pengajar yang ingin berbagi ilmunya kepada siapa saja.


Manfaat Blog

-          Blog melatih siswa dalam mengembangkan kreativitas menulis individu secara sistematis.
-          Blog sebagai media penarik minat. Artinnya blog menarik seseorang untuk menuliskan pengalaman-pengalaman dan minatnya.
-          Blog sebagai media menjaring network. Melalui blog, kita juga bisa menjalin jaringan network, terutama dengan orang-orang yang punya ketertarikan dan hobi yang sama.  Dari situ kita bisa bertukar pengalaman dan informasi.
-          Blog  sebagai fungsi sosial. Artinya tulisan yang posting di blog adalah tulisan yang bernilai guna yang  dapat bermanfaat bagi orang lain yang membacanya.
-          Blog memberikan potensi untuk menjadi penulis yang handal. Karena sudah terbiasa menulis, pasti kemampuan merangkai kalimat si pengguna blog dalam menulis juga sudah terarah dengan baik.
-          Blog juga bermanfaat sebagai media promosi produk/jasa tertentu. Contohnya promosi peralatan komputer.
-          Blog dapat dijadikan media belajar alternatif seperti diskusi, forum dan lain-lain. Contohnya seperti guru/dosen yang menggunakan blog untuk kepentingan diskusi pelajaran/mata kuliah. Untuk kepentingan diskusi misalnya blog yang digunakan untuk mendiskusikan sebuah topik/konteks yang sedang hangat dibicarakan untuk kemudian dicari solusinya. Sedangkan forum contohnya seperti sharing atau konsultasi antara mahasiswa dengan dosen.

SSemoga kehadiran blog ini berguna bagi semuanya.