BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Manusia Sebagai maklhuk individu
sekaligus maklhuk sosial senantiasa selalu berhubungan dengan manusia lainnya
yang pada hakekatnya manusia adalah maklhuk monodualis. Manusia memiliki rasa
ingin tahu terhadap dirinya sendiri maupun lingkungan sekitarnya yang mendorong
manusia untuk perlu berkomunikasi.
Manusia sebagai makhluk sosial
mempunyai kebutuhan dasar, yaitu menjalin hubungan dengan orang lain. Dalam
menjalin hubungan dengan orang lain manusia melakukan komunikasi. Lunandi (1992, h. 37) menyatakan bahwa
komunikasi adalah kegiatan menyatakan suatu gagasan dan menerima umpan balik
dengan cara menafsirkan pernyataan tentang gagasan dan pernyataan orang lain.
Berdasarkan pernyataan Lunandi tersebut dapat di sederhanakan bahwa komunikasi
tidak hanya sekedar menyampaikan pesan dari komunikator ke komunikan, tetapi
ada umpan balik dari pesan yang disampaikan.
Banyak pakar menilai bahwa komunikasi
adalah kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup
bermasyarakat. Profesor Wilbur Schramm
(Cangara,2006:1) menyebutnya bahwa komunikasi dan masyarakat adalah dua
kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu ama lainnya. Sebab tanpa
komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknyapun begitu, tanpa
masyarakat manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi.
Seperti yang disebutkan diatas bahwa
komunikasi tidak lepas dari masyarakat, begitupun dalam dunia pendidikan. Di
perlukannya komunikasi antar sesama peserta didik atau antara peserta didik
dengan pendidik, agar pendidikan dapat berjalan dengan lancar.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Konteks
Komunikasi Antar Dosen dan Mahasiswa Baru
Masa peralihan yang dialami mahasiswa
baru dari SMA ke tingkat Universitas sangat berpengaruh dalam kegiatan belajar
dan mengajar yang dialami. Keadaan tersebut mendorong Mahasiswa baru untuk
mampu menyesuaikan diri dengan yang mereka hadapi sekarang. Penyesuaian diri
tersebut muncul karena perubahan yang dialami si mahasiswa dari berbagai aspek
fungsionalnya sebagai individual baik fisik maupun psikisnya.
Dalam dunia pendidikan khususnya universitas
juga tidak terlepas dari peran komunikasi. Komunikasi tersebut perlu
dikembangkan. Komunikasi yang terjadi berupa interaksi antar mahasiswa ataupun
dengan dosennya. Termasuk mahasiswa baru yang butuh penyesuaian dalam dunianya
tersebut. Salah satu faktor penentu positif negatifnya suatu hubungan adalah
komunikasi, karena komunikasi merupakan salah satu komponen pembentuk hubungan
interpersonal.[1]
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan oleh dua orang yang
saling menjalin hubungan interpersonal.[2]
Komunikasi merupakan faktor yang
penting dalam hubungan interpersonal. Kebutuhan seseorang akan rasa ingin tahu,
aktualisasi diri, dan kebutuhan untuk menyampaikan ide, pemikiran, pengetahuan
dan informasi secara timbal balik kepada orang lain dapat terpenuhi melalui
komunikasi. Komunikasi juga membantu individu dalam proses perkembangan
intelektual dan sosial, pembentukan identitas diri dan jati diri, sumber
pembanding sosial dan penentu kesehatan mental.[3] Bentuk khusus dari
komunikasi interpersonal ialah komunikasi diadik. Dimana ciri-ciri komunikasi
diadik[4] ini adalah :
·
Pihak
– pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak dekat
·
Pihak
– pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan dan
spontan, baik verbal maupun non verbal.
Melihat ciri – ciri bentuk khusus
komunikasi interpersonal diatas dapat kita katakan bahwa komunikasi ini
meletakkan keberhasilan berlangsungnya komunikasi kepada para peserta
komunikasi yang menjadi pedomannya. Komunikasi yang pada kenyataannya
berlangsung tatap muka ini mampu membuat para peserta komunikasi menjadi lebih
lebih akrab antara satu dan yang
lainnya, dibandingkan komunikasi melalui media massa. Komunikasi ini
diperkirakan akan menjadi komunikasi terpenting hingga kapanpun, selama para
peserta kkomunikasi masih memiliki emosi.
B. Keefektifan
Tujuan Komunikasi antar Dosen - Mahasiswa Baru
Dalam prakteknya komunikasi yang
terjadi antar dosen dan mahasiswa sering berjalan tidak efektif. Terutama bagi
mahasiswa baru yang harus terpaksa belajar mengartikan setiap bahasa yang digunakan
dosen dalam mengajar, agar dapat mengerti apa yang di komunikasikan dosen
tersebut serta tercapainya tujuan komunikasi yang diharapkan.
Tujuan komunikasi tidak akan tercapai, jika
komunikasi tidak berjalan efektif. Efektivitas komunikasi interpersonal
tercapai, bila komunikan menginterpretasikan pesan yang diterima mempunyai
makna yang sama dengan maksud pesan yang disampaikan oleh komunikator.[5] Sesuai dengan pernyataan
tersebut, maka dalam komunikasi interpersonal yang efektif pesan atau isi
komunikasi yang disampaikan oleh komunikator dapat diterima secara baik oleh
komunikan, sehingga tujuan komunikasi tercapai. Begitupun halnya mahasiswa baru
mampu menangkap pesan yang disampaikan oleh dosen dengan baik agar tujuan
belajar yang diharapkan dapat dengan mudah dicapai.
Senada dengan pendapat diatas,
Pendapat lain[6]
menyatakan bahwa komunikasi interpersonal yang efektif menyebabkan dua individu
yang tergabung dalam proses komunikasi merasa senang, sehingga mendorong
tumbuhnya sikap saling terbuka, sebaliknya bila komunikasi interpersonal
berjalan tidak efektif maka menyebabkan pelaku komunikasi mengembangkan sikap
tegang. Adanya keterbukaan dalam komunikasi memudahkan komunikan memahami
maksud dari pesan yang disampaikan oleh komunikator dan dapat mempengaruhi
komunikan untuk bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan harapan komunikator.
Selain itu ada juga yang mengatakan
bahwa Komunikasi adalah pertukaran pesan secara verbal dan non verbal dari
pengirim ke penerima pesan yang bertujuan untuk mengubah tingkah laku.[7] Umpan balik dalam
komunikasi tidak hanya berupa pernyataan tetapi dapat juga berupa tingkah laku,
karena salah satu efek dari proses komunikasi adalah mempengaruhi orang lain
untuk bertingkah laku sesuai dengan tujuan komunikasi.
Merujuk pada pendapat-pendapat diatas,
kita dapat menghubungkannya pada komunikasi dosen-mahasiswa baru. Tentunya
dosen faham dengan keadaan Mahasiswa baru, dimana mereka masih dalam tahap
proses penyesuaian diri dengan lingkungannya yang baru. Tidak sedikit dosen
yang berharap mahasiswa tersebut cepat beradaptasi dengan keadaan mereka
sekarang, terutama dalam proses pembelajaran yang menjadi tujuan dominan dalam
suatu lembaga pendidikan. Pastinya juga dosen berharap Mahasiswa baru bersikap
dan bertingkah laku sesuai dengan yang diharapkan. Yang dimana secara tidak
langsung merupakan tujuan dari komunikasi yang telah terjadi.
Seorang ahli[8] menyatakan bahwa
aspek-aspek efektivitas komunikasi interpersonal antara lain:
·
Keterbukaan
·
Empati
·
Dukungan
·
Kepositifan
·
Kesederajatan
·
Keyakinan
·
Kesiapan
·
Sikap
ekspresif
·
Orientasi
pada orang lain
Berdasarkan pendapat diatas kita dapat
menggunakan aspek-aspek keefektifan komunikasi tersebut untuk menjadi pengukur
maupun pedoman kita untuk mencapai keefektif suatu tujuan komunkasi yang
diharapkan. Begitupun halnya pada komunikasi antar dosen – mahasiswa baru.
C.
Gejala komunikasi antar Dosen dan
Mahasiswa baru
Pada kenyataannya Komunikasi
Interpersonal bebas mengubah topik pembicaraan dan bisa saja didominasi oleh
satu pihak. Nah dalam komunikasi pada lembaga pendidikan atau kampus komunikasi
dosen-mahasiswa biasanya didominasi oleh dosen. Kita semua tahu kalau dosen
adalah pengajar peserta didik di tingkat pendidikan yang paling tinggi.
Tentunya mereka lebih luas pengetahuannya. Dan mahasiswa pun tak memungkirinya.
Hal tersebut terlihat saat proses
belajar mengajar yang terjadi. Sudah tidak asing lagi bila seorang dosen dalam
mengajar menggunakan bahasa yang tidak sedikit mahasiswanya faham dengan apa
perngertian bahasa tersebut. Alhasil tujuan yang diharapkan si dosen tidak
efektif terespon oleh si mahasiswa. Apalagi hal tersebut terjadi pada si
mahasiswa baru. Dalam hal ini menurut
saya akan lebih baik bila proses komunikasi tersebut berjalan sesuai dengan
keadaan si komunikator dan si komunikan yang seimbang, dalam artian :
a) Dari
segi Dosen
ada baiknya jikalau si dosen terlebih
dahulu memahami bagaimana kriteria si peserta didiknya. Misalnya, si dosen
sebelum memulai masuk ke pelajarannya terlebih dahulu mempelajari apa, siapa
dan bagaimana kriteria si peserta didiknya ini.
Hal ini setidaknya dapat memberikan
gambaran bagi si dosen untuk bagaimana ia dapat memberikan pengajaran yang baik
bahkan efektif bagi peserta didiknya tersebut. Selain itu si dosen juga bisa
belajar dari pengalamannya yang telah ia miliki serta sebagai tolak ukur dalam
mengevaluasi dirinya dalam pengajaran yang telah ia lakukan selama ini, seperti
apa yang perlu ditambahkan dan apa yang perlu dikurangkan. Apalagi jika si
peserta didiknya ini adalah mahasiswa baru. Butuh kerja keras yang ekstra bagi
si dosen untuk melakukannya.
Dengan demikian tujuan komunikasi yang
diharapkan si dosen kepada si mahasiswanya dapat tersampaikan dengan baik
bahkan efektif.
b)
Dari segi Mahasiswa
Jika salah satu pihak komunikasi tidak
terlibat secara efektif tujuan komunikasi tidak akan tersampaikan dengan baik.
Sesuai dengan pendapat berikut yang menyatakan bahwa komunikasi interpersonal
tidak hanya dapat berlangsung satu arah, akan tetapi dapat juga berlangsung dua
arah.[9] Komunikasi dua arah adalah
komunikasi yang melibatkan pihak komunikator dan komunikan yang terlibat secara
aktif dalam proses komunikasi. Pendapat lainnya yakni Komunikasi dua arah
memungkinkan pihak komunikan untuk memberikan respon, berupa umpan balik dari
pesan yang telah diterima kepada komunikator. Komunikasi interpersonal.[10] Pada kenyataannya banyak
mahasiswa baru yang sulit dalam pembelajaran. Biasanya gejalanya seperti
berikut :
·
Penggunaan
bahasa dan kerumitan kata dosen yang sangat asing dan sulit dimengerti
·
Teknik
Penyampaian yang membuat si mahasiswa menjadi tidak semangat belajar
·
Materi
Pelajaran yang tidak berkesinambungan, dan lainnya
Dalam
hal ini Mahasiswa juga dituntut untuk bisa menangkap tujuan komunikasi yang
diharapkan. Untuk mengurang gejala-gejala tersebut, menurut saya ada baiknya
jika mahasiswa mengantisipasi hal tersebut. Misalnya berusaha mencari tahu
bagaimana kriteria setiap dosen yang membimbing atau yang mengajarinya. Mungkin
bisa dengan bertanya kepada kakak kelas atau dosen pembantu akademik. Dengan
demikian dapat mengurangi sedikit gejala yang menimbulkan tidak efektifnya
tujuan komunikasi yang diharapkan dosen terhadap mahasiswanya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN :
Masa peralihan yang menuntut mahasiswa baru untuk dapat
beradaptasi dengan lingkungannya. Diantaranya ialah bagaimana ia dapat
berkomunikasi yang efektif dengan dosen agar tujuan komunikasi pada proses
belajar mengajar yang diharapkan dosen dapat tersampaikan kepada mahasiswa.
Cara yang dapat ditempuh oleh
mahasiswa agar tercapai efektivitas komunikasi dengan dosen adalah menjalin
kedekatan dengan dosen, membangun persepsi yang positif pada dosen, menumbuhkan
keterbukaan dan kejujuran, serta membangun kepercayaan pada dosen.
Dosen diharapkan dapat mempertahankan
keefektivitasan komunikasi yang telah terjalin dengan mahasiswanya. Jika kedua
belah pihak, baik mahasiswa maupun dosen dapat bekerjasama, maka akan sangat
membantu dalam lancarnya pencapaian tujuan komunikasi yang diharapkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Ø
Mulyana,
Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi suatu
Pengantar. Bandung : Rosda
[1] (Sarwono, 1997, h. 193).
[2] (De Vito, 1995, h. 7)
[3] (Supratiknya, 1995, h. 10).
[4] (Steward L. Tubbs and Sylvia Moss. Human
Communications. Edisi ke-2. New York: Rndaom House, 1977, hlm. 8)
[5] (Supratiknya, 1995, h.
34).
[6] (Rakhmat (1998, h.
13-14)
[7] (Muhammad, 2001, h. 5)
[8] (De Vito (1995, h. 106-114)
[9] (Walgito, 2001,h. 77)
[10]
(Mulyana, 2001,
h. 73).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar