Sudah berapa yakk..

Kamis, 10 November 2011

INTEGRASI TIK DALAM BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


  1. Integrasi TIK dalam belajar
Dewasa ini, proses pembelajaran yang ada di sekitar kita tidak jauh-jauh dari perkembangan teknologi, mulai dari mobile phone, note book, televisi, dan lain sebagainya. Hal ini karena memang pengaruh teknologi sangat besar dan tidak bisa kita pungkiri bahwa kita membutuhkan teknologi dalam dunia pendidikan. Jika merunut pada salah satu prinsip kurikulum  pendidikan yaitu harus relevan dengan perkembangan IPTEK, karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang tiap saat. Maka TIK tidak bisa kita nafi kan sebagai sumber belajar. Ada beberapa pertanyaan yang  akan menggiring kita kepada topik pembahasan,

Mengapa Menggunakan TIK?

Menggunakan TIK secara efektif di dalam kelas bukanlah menyangkut tentang menjalankan sebuah teknologi sampai bekerja. Penggunaan TIK bukanlah apa yang kita gunakan tetapi yang penting adalah bagaimana dan kapan kita menggunakannya.
Menggunakan TIK dalam setiap belajar akan memacu inovasi. Inovasi adalah menciptakan sesuatu yang menarik, memikat, merangsang pemikiran, dan menyenangkan. Salah satu kelebihan penggunaan TIK adalah kemampuannya dalam meracik sebuah pelajaran yang memperdalam pemahaman siswa akan konsep dan ide, serta memberikan kepada mereka pengalaman-pengalaman yang baru dan menimbulkan rasa haus akan pengetahuan di seluruh kelas.
Berdasarkan banyak penelitian, penggunaan TIK di dalam kelas mempengaruhi penguasaan dan motivasi siswa. Penerapan TIK dalam pembelajaran mempunyai pengaruh yang lebih besar daripada itu. Diantaranya:
  • Membuka cakrawala baru dalam kegiatan belajar dan mengajar– mengajar menggunakan TIK memberikan semangat baru dalam pengajaran, mengadopsi pendekatan yang baru, mengumpulkan berbagai ide dan konsep, serta mengembangkan kecakapan-kecapakan yang baru.
  • Membantu memacu dan mendorong siswa – menggunakan TIK secara interaktif membantu meningkatkan kepercayaan diri, meningkatkan perhatian siswa akan pelajaran, serta membantu membentuk perilaku siswa.
  • Mempersiapkan siswa untuk memasuki dunia kerja – saat ini sulit sekali menemukan sebuah pekerjaan yang tidak tersentuh oleh TIK.
  • Membantu sekolah untuk memaksimalkan sumber daya yang ada – membantu untuk menghemat uang dan waktu dengan memaksimalkan dampak yang terjadi akibat penggunaan TIK, membantu mengurangi beban dalam persiapan, perencanaan dan pengayaan. Dengan mudah guru dapat melihat kembali pekerjaan-pekerjaan yang sudah dilakukan, serta menganalisis perkembangan siswa dengan cepat
  • Leluasa – belajar dan mengajar dapat disesuaikan dengan kebutuhan siswa dalam berbagai tingkatan, kemampuan dan gaya belajar siswa. TIK memberikan kebebasan bagi siswa untuk mengatur cara belajar mereka, dan dengan cara yang paling sesuai menurut tipe belajar masing-masing. Siswa memiliki akses ke berbagai sumber pengetahuan; baik itu materi maupun orang/ahli. Dengan demikian siswa mampu memiliki pengalaman personal dimana mereka memilih cara belajar seperti apa yang mereka lebih sukai.
  • Kapanpun dan dimanapun – Dengan menggunakan TIK, siswa tidak perlu tertinggal pelajaran jika tidak dapat menghadiri sebuah kelas, siswa sekarang mempunyai akses untuk belajar kapanpun dan dimanapun mereka sukai.
  • Pembelajaran Aktif - pembelajaran tidak lagi bersifat pasif, yakni siswa duduk di depan guru dan “learning by telling”, penggunaan TIK secara efektif mampu membuat pembelajaran menjadi aktif. Penekanannya adalah interaktif atau “learning by doing”.
  • Komunitas Online – Belajar adalah aktifitas sosial, dengan penggunaan TIK pembelajaran yang maksimal dan tahan lama dapat dicapai dengan bergabung bersama komunitas online dan jaringan. Siswa didorong untuk berkomunikasi, berkolaborasi, dan berbagi pengetahuan. TIK mendorong pembelajaran melalui refleksi dan diskusi.
  1. Integrasi TIK dalam pembelajaran
Apa yang Dimaksud dengan Mengintegrasikan TIK ke dalam proses  pembelajaran?
Mari kita bandingkan dua kalimat berikut! ”Learning to Use ICTs vs Using ICTs to Learn”. Secara sederhana, mengintegrasikan TIK ke dalam proses pembelajaran sama maknanya dengan menggunakan TIK untuk belajar (using ICTs to learn) sebagai lawan dari belajar menggunakan TIK (learning to use ICTs). Belajar menggunakan TIK mengandung makna bahwa TIK masih dijadikan sebagai obyek belajar atau mata pelajaran.
Sebenarnya, UNESCO mengklasifikasikan tahap penggunaan TIK
dalam pembelajaran kedalam empat tahap sebagai berikut:




  • Tahap emerging : baru menyadari akan pentingnya TIK untuk pembelajaran dan belum berupaya untuk menerapkannya.
  • Tahap applying, : satu langkah lebih maju dimana TIK telah dijadikan sebagai obyek untuk dipelajari (mata pelajaran).
  • Pada tahap integrating : TIK telah diintegrasikan ke dalam kurikulum (pembelajaran).
  • Tahap transforming : merupakan tahap yang paling ideal dimana TIK telah menjadi katalis bagi perubahan/evolusi pendidikan. TIK diaplikasikan secara penuh baik untuk proses pembelajaran (instructional purpose) maupun untuk administrasi
      Apa yang terjadi dalam praktek pembelajaran di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, TIK masih dijadikan sebagai obyek atau mata pelajaran. Sebagian besar, TIK masih dijadikan sebagai obyek belajar atau mata pelajaran di sekolah-sekolah. Bahkan di tingkat perguruan tinggi atau akademi, banyak dibuka program studi yang berkaitan dengan TIK, seperti teknik informatika, manajemen informatika, teknik komputer, dan lain- lain.

Mengapa Pengintegrasian TIK ke dalam Proses Pembelajaran Penting?
Jawabannya sangat berkaitan erat dengan mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia untuk siap memasuki era masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society). Tahun 2020 Indonesia akan memasuki era perdagangan bebas (AFTA). Pada masa itu, masyarakat Indonesia harus memiliki ICT literacy yang mumpuni dan kemampuan menggunakannya untuk meningkatkan produktifitas (knowledge-based society). pengintegrasian TIK ke dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan ICT literacy membangun karakteristik masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society) pada diri siswa, disamping dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran itu sendiri.  
UNESCO (2002) menyatakan bahwa pengintegrasian TIK ke dalam proses pembelajaran memiliki tiga tujuan utama:
1)    untuk membangun ”knowledge-based society habits” seperti kemampuan memecahkan masalah (problem solving), kemampuan berkomunikasi, kemampuan mencari, mengoleh/mengelola informasi, mengubahnya menjadi pengetahuan baru dan mengkomunikasikannya kepada orang lain;
2)    untuk mengembangkan keterampilan menggunakan TIK (ICT literacy); dan
3)    untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi prosespembelajaran.
Bagaimana Mengintegrasikan TIK ke dalam Proses Pembelajaran?
Dari sisi pendekatan, Fryer (2001) menyarankan dua pendekatan yang dapat dilakukan guru ketika merencanakan pembelajaran yang mengintegrasikan TIK, yaitu:
·         Pendekatan Topik (Theme-Centered Approach), Pada pendekatan ini, topik atau satuan pembelajaran dijadikan sebagai acuan. Secara sederhana langkah yang dilakukan adalah:
1.    menentukan topiK
2.    menentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
3.    menentukan aktifitas pembelajaran dan software (seperti modul. LKS, program audio, VCD/DVD, CD-ROM, bahan belajar on-line di internet, dll) yang relevan untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut.

·         Pendekatan Software (Software-centered Approach), menganut langkah yang sebaliknya. Langkah pertama dimulai dengan mengidentifikasi software (seperti bku, modul, LKS, program audio, VCD/DVD, CD-ROM, bahan belajar on-line di internet, dll) yang ada atau dimiliki terlebih dahulu. Kemudian menyesuaikan dengan topik dan tujuan pembelajaran yang relevan dengan software yang ada tersebut. Sebagai contoh, karena di sekolah hanya ada beberapa VCD atau mungkin CD- ROM tertentu yang relevan untuk suatu topik tertentu, maka guru merencanakan pengintegrasian software tersebut untuk mengajar hanya topic tertentu. Topik yang lain terpaksa dilaksanakan dengan cara konvensional.
Hambatan dalam mengintegrasikan TIK ke dalam proses pembelajaran
Ada beberapa hambatan yang perlu digaris bawahi berkaitan dengan pemanfaatan TIK untuk pembelajaran. Hambatan- hambatan tersebut diantaranya adalah:
  1. Penolakan/keengganan untuk berubah (resistancy to change) khususnya dari policy maker (kepala sekolah dan guru)
  2. Kesiapan SDM (ICT literacy dan kompetensi guru)
  3. Ketersedian fasilitas TIK
  4. Ketersediaan bahan belajar berbasis aneka sumber
  5. Keberlangsungan (sustainability) karena keterbatasan dana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar